ANALISIS NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA MENGGUNAKAN PENDEKATAN EKSPRESIF DAN TEORI VLADIMIR PROPP
ANALISIS NOVEL BERDASARKAN
PENDEKATAN EKSPRESIF DAN TEORI VLADIMIR PROPP
Disusun
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Sastra
Dosen
pengampu : U’um Qomariyah, S.Pd., M. Hum
![]() |
Disusun oleh:
Septia Parwiyanti ( 2101412046 )
Rombel Dua
PENDIDIKAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
BAB I
PENDAHULUAN
- Paparan Novel
Novel yang berjudul Cinta Suci
Zahrana karya Habiburraman El Shirazy adalah novel pembangun jiwa yang patut
dibaca. Dalam novel ini mengisahkan seorang wanita yang menggapai cita-citanya
dan menyampingkan urusan pernikahan.
Dalam novel ini lebih banyak ditampilkan
bagaimana tokoh utaman menyeleseikan dan menghadapi masalah yang dihadapinya
dengan tegar dan bijaksana. Juga perjuangan tokoh dalam mengejar takdir
hidupnya. Dalam novel ini tokoh adalah seorang yang memiliki wawasan yang
sangat luas dan disegani banyak orang.
Saya memilih novel ini untuk
dianalisis dengan alasan yaitu pendidikan dan ilmu pengetahuan merupakan modal
kita untuk mengahadapi dunia yang semakin kejam, sudah sewajarnya kita mencari
ilmu dan belajar setinggi-tingginya. Tetapi selain itu kita juga tidak boleh
melupakan kewajiban kita terhadap kedua orang tua kita untuk membahagiakan
keduanya.
- Paparan Teori
Teori yang digunakan untuk menganalisis novel ini
adalah pendekatan ekspresif dan teori struktural Vladimir Propp.
Pendekatan ekspresif adalah salah satu teori
pendekatan yang dikemukakan oleh M.H Abrams, pendekatan ekspresif yaitu cara
menilai karya sastra dengan jalan menghubungkan karya sastra dengan
pengarangnya. Pendekatan eksprsesif ialah pendekatan yang lebih mendasar pada
pengarang sebagai pencipta karya sastra tersebut dan lebih menitikberatkan
kajiannya pada ekspresi perasaan dan temperamen penulis. Pendekatan ekspresif
tersebut mengenai batin atau perasaan seseorang yang kemudian di ekspresikan
dan dituangkan kedalam bentuk karya dan tulisan hingga membentuk sebuah karya
sastra yang bernilai rasa tersendiri, dan menurut isi kandungan yng ingin
disampaikan oleh pengarang (berupa karya seni).
Dari penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa karya sastrta tidak dapat hadir bila tidak ada yang menciptakannya, sehingga pencipta karya sastra sangat penting kedudukannya dalam kegiatan kajian dan apresiasi sastra, pikiran dan persaan pengarang. Sebab pada hakikatnya karya sastra adalah tuangan pengalaman penulis dari segala gagasan, cipta rasa, emosi, ide, angan-angan yang memandang suatu karya sastra yang esensial sebagai dunia internal (pengarang) yang terungkap, sehingga menjadi dunia eksternal (berupa karya seni) sebagai perwujudan proses kreatif. Pikiran dan perasaan pengarang adalah sumber utama dan pokok masalah dalam suatu novel misalnya,adalah sifat-sifat dan tindakan-tindakan yang berasal dari pemikiran pengarangnya, sehingga karya sastra merupakan sarana atau alat untuk memahami kadaan jiwa pengarang. Guna pendekatan ekspresif ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pengarang dalam mengungkapkan gagasan-gagasan, imajinasi dan spontanitasnya.
Dari penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa karya sastrta tidak dapat hadir bila tidak ada yang menciptakannya, sehingga pencipta karya sastra sangat penting kedudukannya dalam kegiatan kajian dan apresiasi sastra, pikiran dan persaan pengarang. Sebab pada hakikatnya karya sastra adalah tuangan pengalaman penulis dari segala gagasan, cipta rasa, emosi, ide, angan-angan yang memandang suatu karya sastra yang esensial sebagai dunia internal (pengarang) yang terungkap, sehingga menjadi dunia eksternal (berupa karya seni) sebagai perwujudan proses kreatif. Pikiran dan perasaan pengarang adalah sumber utama dan pokok masalah dalam suatu novel misalnya,adalah sifat-sifat dan tindakan-tindakan yang berasal dari pemikiran pengarangnya, sehingga karya sastra merupakan sarana atau alat untuk memahami kadaan jiwa pengarang. Guna pendekatan ekspresif ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pengarang dalam mengungkapkan gagasan-gagasan, imajinasi dan spontanitasnya.
Teori Struktural Vladimir Propp adalah teori
struktural yang menyimpulkan jumlah fungsi yang terkandung dalam dongeng maksimal
31 fungsi yang dikelompokan dalam 7 ruang tindakan atau peranan, yakni:
penjahat (Vilian), pemberi bekal (donor, provider), penolong (helper), puteri
atau orang yang dicuri dan ayahnya (sought for person and her father), yang
memberangkatkan (dispatchter), pahlawan (hero), pahlawan palsu (fals hero).
Propp dianggap sebagai strukturalis pertama yang
membicarakan secara serius struktur naratif. Objek penelitian propp adalah
cerita rakyat 100 dongeng Rusia yang dilakukan tahun 1928 tetapi baru
dibicarakan secara luas pada tahun 1958. Propp menyimpulkan bahwa semua cerita
yang diselidiki memiliki struktur yang sama. Artinya, dalam sebuah cerita,
pelaku dan sifat-sifatnya dapat berubah tetapi perbuatan dan peran-perannya
sama.
BAB II
PEMBAHASAN
- Menganalisis Novel Menggunakan Pendekatan Ekspresif
Ditinjau dari segi latar tempat
yang diambil dalam novel yang berjudul “Cinta Suci Zahrana”kebanyakan latar
yang dipakai adalah kota Semarang dan sekitarnya. Jika dikaitkan dengan
pengarang, kemungkinan pengarang telah melakukan observasi di kota Semarang
atau pernah tinggal di kota Semarang. Karena dalam novel ini pengarang
menyebutkan lokasi-lokasi yang berada di kota Semarang secara rinci dan
mendetail.
Hal ini dapat dilihat pada kutipan
a. “ Sampai di
Tembalang barulah Zahrana memerintahkan keluar tol lalu memasuki kawasan kampus
UNDIP. Zahrana meminta sopir masuk ke Jalan Pujangga.” (Cinta Suci Zahrana
halaman101).
b. “ Rumah
Wati ada di jalan Nogososro Asri. Agar segera sampai, zahrana memilih jalan pintas.
Dari kampusnya ia melewati perumahan Genuk Indah, terus ke selatan, menyeberang
rel kereta api, lalu mulai masuk kawasan perumahan Tlogosari...” (Cinta Suci
Zahrana halaman 129-130).
c. “ Zahrana
terus mengendarai motor maticnya. Ia kini sudah menyusuri Jalan Nogososro Asri.
Ia mencari-cari rumah nomor 29...” ( Cinta Suci Zahrana halaman 132).
Selain itu pengarang juga menyebutkan
Universitas Mangunkarsa yang menjadi tempat bekerja Zahrana mengajar sebagai
dosen. Disini tokoh utama juga tinggal di Kota Semarang, tepatnya di Perumahan
Klipang Asri, jalan Madukara B-15.
Selain di kota Semarang pengarang
juga melakukan observasi latar yang diambil di kota Beijing, Cina. Bukti
konkretnya dapat dilihat dari kutipan paragraf :
a. “Zahrana
sempat melihat bangunan paling bersejarah yang selama bertahun-tahun menjadi
kantor pusat Tsinghua university, yaitu Tsinghua Garden...”(Cinta Suci Zahrana
halaman 71).
b. “Selain itu
ada tempat yang menurut Zahrana lebih menawan lagi, yaitu Shui Mu Tsinghua yang
letaknya tak jauh dari Tsinghua Garden...”(Cinta Suci Zahrana halaman 71).
c. “ Hari
berikutnya Zahrana diantar Vincent Lung ke masjid tertua di beijing; masjid
Niujie...(Cinta Suci Zahrana halaman 75-79).
Ditinjau dari segi agama, disini pengarang
adalah seseorang yang beragama islam dan rajin beribadah beribadah dengan bukti
pada kutipan novel yaitu:
a. “Lho mau
kemana, Pak? Ndak mau lihat Mbak Rana?” Teriak Mbak Mar.
“Ke mushalla, shalat! Sudah azan!”...(Cinta
Suci Zahrana halaman 74-75).
b. “ ... Dalam
hati Zahrana bertekad untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah...” (Cinta
Suci Zahrana halaman 258).
c. “ Kita
semua milik Allah dan akan kembali kepada Allah....” (Cinta Suci Zahrana
halaman 259)
d. “ Sejak
itu, Zahrana nyaris tidak pernah meninggalkan shalat malam...” (Cinta Suci Zahrana
halaman 259)
e. “ Bulan
ramadan datang. Zahrana semakin menikmati ibadahnya. Selesei tahajjud, Zahrana
menyiapkan sahur...” (Cinta Suci Zahrana halaman 259).
Jika novel ini dikaitkan dengan pengarang,
dapat di ketahui bahwa sifat pengarang itu bijaksana, teguh pada pendirian, dan
berwibawa. Penggambaran sikap pengarang dapat dilihat dari sikap dan sifat dari
tokoh Zahrana. Zahrana adalah sosok wanita yang mempunyai sikap bijaksana sopan
dan selalu teguh dengan pendiriannya.
Jika ditinjau dari segi pendidikan, dapat
dilihat bahwa tokoh utama dalam novel ini adalah seseorang yang tinggi
pendidikannya, terbukti bahwa Zahrana lulus S2 dan melanjutkan studi S3 setelah
ia menikah. Jika hal ini dikaitkan dengan pengarang bisa jadi pengarang adalah
sosok orang yang tinggi pendidikannya.
- Menganalisis Novel dengan Menggunakan Teori dari Vladimir Propp
Dengan menggunakan teori dari
Vladimir Propp novel “ Cinta Suci Zahrana” dapat dianalisis sesuai dengan
simpulan yang diberikan oleh Propp, yaitu jumlah fungsi yang terkandung dalam
dongeng maksimal 31 fungsi yang dikelompokkan dalam 7 ruang tindakan atau
peranan yaitu: penjahat (vilian), pemberi bekal (donor, provider), penolong
(helper), puteri atau orang yang diculik dan ayahnya (sought for perso and her
father), yang memberangkatkan (dispatcher), pahlawan (hero), dan pahlawan palsu
(fals hero).
Dalam novel ini, dapat diketahui
tokoh menjalankan perannya masing-masing sesuai dengan 7 ruang tindakan ata
peranan yang disediakan oleh Propp.
a.
Penjahat
(vilian)
Dalam novel ini, tokoh yang sesuai
dengan peranan penjahat adalah Pak Karman, dia adalah sosok yang mempunyai
moral yang tidak baik, dan suka bermain-main dengan wanita, selain itu dia
adalah sosok laki-laki yang licik.
Hal ini di buktikan dari kutipan:
1) “
Dikalangan kampus sudah jadi rahasia umum kalau moralnya kurang baik. Ada
aktivis kampus yang memergoki dia bersama perempuan tidak jelas di daerah
Bandungan...”( Cinta Suci zahrana halaman 134).
2) “ Sudah
menjadi rahasia umum kalau Pak Karman suka main perempuan. Para dosen semuanya
tahu. Juga Bu Merlin. Polisi yang
bertugas mengamankan kampus pernah bercerita bahwa sebelum bertugas ia
pernah menanngkap basah Pak Sukarman di sebuah hotel remang-remang di daerah
Ungaran...”( Cinta Suci Zahrana halaman 140-141).
3) Dialog Pak
Sukarman dengan Yetti salah satu mahasiswinya ( Cinta Suci Zahrana halaman
213).
4) “ Kau
benar-benar ingin mengajak bermain api denganku Zahrana. Baik. Tunggu
pembalasanku. Kau akan tahu akibatnya mempermainkan seorang insyinyus Haji
Sukarman. MSc. Tunggu saja. Akan kubuat kau menangis siang dan malam dan
merasakan penyesalan tiada berkesudahan!” garam Pak Sukarman (Cinta Suci
Zahrana halaman 214).
5) Teror Pak
Karman terhadap Zahrana
“Sedang apa perawan tua?”
“Ternyata jadi perawan tua itu indah.”
“Jangan-jangan jilbabmu itu kedok untuk
menutupi daging tuamu yang sudah busuk dikerubung lalat!” (Cinta Suci Zahrana
halaman 223).
“Apa kabar perawan tua?”
“Kelapa itu semakin tua semakin banyak
santannya. Banggalah jadi perawan tua!” (Cinta Suci Zahrana halaman 224)
“Apa kabar perawan tua? Jika kau telah beli
gaun pengantin. Sebaiknya kau kembalikan saja. Kau tak akan memakainya di hari
pernikahan yang telah kau tentukan. Kau masih akan lama menyandang statusmu
sebagai perawan tua. Bukankah jadi perawan tua itu indah. Tiap saat dilamar
banyak orang dan bisa dengan semenamena menolaknya. Kenapa kau tidak
menikmatinya saja? Kenapa kau tergesa-gesa? Demi kebaikanmu sendiri, sebaiknya
kaku kembalikan saja gaun pengantinmu itu. Jadilah perawan tua selamanya.”
(Cinta suci zahrana halaman 246).
6) Berita di
sebuah koran, yang menyatakan bahwa Dekan Fakultas Teknik Universitas
Mangunkarsa tewas dibunuh di ruang kerjanya karena berbuat cabul. (Cinta Suci
Zahrana halaman 260).
b.
Pemberi
bekal (donor, provider)
Pemberi bekal di sini dapat
diartikan sebagai penasihat. Dalam novel ini tokoh yang berperan sebagai
penasihat adalah Lina, Wati, Pak Kyai dan Bu Nyai.
Peran Lina sebagai pemberi bekal
dapat dilihat dari beberapa kutipan dibawah ini:
1) “ Inilah
bedanya orang yang sudah merasakan menjadi ibu dan yang tidak. Ini bukan
masalah anak itu besar atau kecil Ran. Ini masalah kasih sayang seorang ibu.
Masalah hubungan batin antara anak ibu dengan anaknya. Seorang ibu baru bisa
tidur kalau tahu anak-anaknya nyaman dan selamat. Rana ilmu itu tidak hanya di
buku-buku diktat kuliah, ilmu juga berserakan di sekitar kita, ada di
perjalanan hidup kita. Kau harus ingat ilmu yang ada di diktat-diktat kuliah
itu sangat sedikit dibandingkan dengan yang ada di luar diktat kuliah....”
(Cinta Suci Zahrana halaman 105-108).
2) “ Aku
berbeda dengan wati. Aku tahu persis siapa Pak Karman. Istri dia yang meninggal
itu masih ada hubungan keluarga dengan aku. Keluarga jauh. Tapi aku tahu siapa
Pak Karman itu, seperti apa kelakuan dan moralnya? Ya memang siapa pun bisa
berubah jadi baik. Tapi maaf Karman ini agak susah diharapkan. Kalau dinasihati
misalnya, dia pun bisa memberi ceramah dan khutbah jumat. Menurutku kamu tidak
usah mengambil resiko dengan menerima orang amoral seperti Pak Karman itu. Kamu
tentu tidak silau pada title, jabatan dan kekayaannya kan? Kau harus ingat
moral adalah nyawa orang hidup. Jika moral itu hilang dari seseorang, ia ibarat
mayat yang bergentayangan. Jika menerima lamaran Pak Karman dan menikah
dengannya, dalam pandanganku madharatnya kok lebih besar dari manfaatnya. Jadi
pendapatku sebaiknya kau tegas saja menolaknya.” (Cinta Suci Zahrana halaman
164).
Peran Wati sebagai pemberi bekal dapat
dilihat dari kutipan di bawah ini:
1) “ Kalau kau
berpikir negatif begitu kau kau tidak akan menikah-nikah juga. Kau harus
berprasangka juga. Kau harus berprasangka baik dan berpikiran positif. Dan
menurutku sebaiknya kau juga harus mengaca diri. Lihat usiamu sudah berapa
meskipun kau berpendidikan tinggi. Sudah saatnya kau tidak melangit dalam
mencari jodoh. Kalau kau benar benar ingin segera menikah. Mencari manusia
setengah malaikat itu hal yang mustahil. Selama Pak Karman masih shalat
dan puasa terima saja. Apalagi ia orang
terpandang. Dan juga kesempatan seperti ini tidak selalu datang. Kalau ia masih
belum baik. Ya anggap saja kau berdakwah. Siapa tahu setelah menikah denganmu,
Pak Karman berubah. Dn di hari tuanya ia membaktikan diri untuk kebaikan.
Bukankah itu bagian dari dakwah yang agung pahalanya?” (Cinta Suci Zahrana
halaman 135-136).
2) “
Peran Pak Kyai dan Bu Kyai sebagai pemberi
bekal dapat dilihat dari kutipan di bawah ini :
1) ...Bu Nyai
menjawab “ Saya yakin tidak mudah mencari yang selevel denganmu, anakku. Jujur
saja kalau misalnya ada yang selesei S2 umurnya sama denganmu dia akan memillih
yang lebih muda darimu. Lelaki itu umumnya punya ego tidak mau isterinya lebih
pintar dan lebih tua darinya. Ya tetapi tidak semua laki-laki lho. Sekali lagi
tidak mudah mencarikan jodoh yang pendidikannya harus tinggi seperti kamu dan
juga saleh. Kalau boleh tahu, kalau strata pendidikannya tidak setinggi kamu
bagaimana?”...(Cinta Suci Zahrana halaman 230-231).
2) “ Begini
anakku Pak Kyai punya seorang santri yang sudah tiga tahun ini meninggalkan
pesantren. Dia santri yang dulu sangat diandalkan Pak Kyai. Namanya Rahmad.
Pendidikannya tidak tinggi. Ia hanya tamat madrasah Aliyah. Tidak kuliah.
Karena setelah itu ia mengabdi di pesantren ini. Baik akhlak dan ibadahnya.
Tanggung jawabnya bisa diandalkan. Ia dari keluarga pas-pasan. Anak kedua dari
tujuh bersaudara. Pekerjaannya seorang jualan kerupuk keliling....”(Cinta suci
Zahrana halaman 232).
c.
Penolong
(helper)
Tokoh yang berperan sebagai
penolong di sini adalah sorang Dokter, yaitu Dokter Zulaikha. Perannya sebagai
seorang penolong terlihat dari kutipan berikut:
“ Pintu diketuk. Seorang dokter
berjilbab masuk. Dengan ramah dokter setengah baya itu memeriksa kondisi
Zahrana. Semua keluhan Zahrana ia dengarkan dengan penuh perhatian. Sesekali
dokter itu menghiburnya dengan pekataan yang lembut dan menyejukkan. Senyumnya
mengalirkan kesembuhan.” (Cinta Suci Zahrana halaman 252).
d.
Puteri atau
orang yang diculik dan ayahnya (sought for perso and her father)
Tokoh yang berperan sebagai seorang
putri yang diculik dan ayahnya adalah Dewi Zahrana dan Pak Munajat, ayahnya.
Tetapi tokoh putri di sini tidak mengalami diculik. Peran Zahrana sebagai
seoarang putri adalah terlihat dari kutipan berikut:
“ Bu Nuryah hanya berdoa dalam
hati, semoga hal itu nanti tidak menyakiti Zahrana, putri semata wayangnya,
tetapi justru bisa menyadarkan Zahrana dan mengambil lanngkah yang melegakan
kedua orang tuanya. Bu Nuryah lalu mngambil nasi untuk dirinya. Kedua orang tua
Zahrana itu lalu makan siang dalam diam. Sayur bayam dan tuntuman itu terasa
segar sekali, tapi keduanya menganggap akan semakin segar rasanya jika mereka
makan bersama Zahrana dan anak-anak Zahrana, cucu-cucu mereka.” (Cinta Suci
Zahrana halaman 86).
Peran seorang ayah yang mempunyai
putri adalah Pak Munajad, terlihat dalam kutipan berikut:
“ Tidak, tidak usah. Kali ini bapak
minta ibu ikut sikap ayah. Kita sikapi Zahrana dengan tidak menghiraukan dia
saja. Supaya dia tahu kita tidak perlu lagi dihadiahi denngan
penghargaan-penghargaan seperti itu. Sudah cukup. Bapak khawatir kalau kita
puji dia dan kita tampakkan rasa gembira kita, nanti dia akan mencari
penghargaan yang lebih tinggi lagi. Bahkan dia malah bisa jadi ingin sekolah
lagi enntah kemana. Terus bisa apa kita?” (Cinta Suci zahrana halaman 85).
e.
Yang
memberangkatkan (dispactcher)
Yang memberangkatkan di sini dapat
diartikan sebagai seorang yang berperan sebagai pembela. Menurut saya dalam
novel ini yang berperan sebagai pembela atau yang memberangkatkan adalah Bu
Merlin. Hal ini dapat dilihat dari kutipan sebagai berikut:
“Kalau masalahnya sudah cinta. Tak
ada orang di muka bumi ini yang bisa memaksa. Meskipun saya kecewa saya tetap
menginginkan yang terbaik untukmu. Sejak mengenalmu aku tahu kau orang baik.
Orang yang berprestasi dan mempunyai cita-cita yang tinggi. Begini Zahrana,
saya lihat ada gelagat Pak Karman berniat memecatmu dengan satu tuduhan serius
yang akan sangat mempermalukanmu. Ia mengisyaratkan itu kemarin setelah membaca
suratmu. Sekadar saran dariku lebih baik kau mundur dengan terhormat daripada
dipecat! Jika marah Pak Karman, orang itu bisa lupa bumi dimana ia berpijak...”
(Cinta Suci Zahrana halaman 204).
f.
Pahlawan
(hero)
Dalam novel ini tokoh yang berperan
sebagai pahlawan adalah Rahmad dan Hasan. Karena kedua laki-laki ini
menyelamatkan hidup Zahrana dari teror Pak Karman bahwa Zahrana akan hidup
sebagai perawan tua selamanya. Ini terlihat dari kutipan sebagai berkut:
“Akhirnya Rahmad menyatakan cocok.
Jadilah kedua keluarga itu cocok. Saat musyawarah dua keluarga itu, Zahrana
mengutarakan keinginannya untuk mempercepat pernikahannya. Usul Zahrana
diterima dengan penuh semangat oleh dua keluarga.” (Cinta Suci Zahrana halaman
242).
“ Bu Zahrana, saya tidak pernah
menuduh begitu. Saya percaya pada ibu. Juga percaya pada anak saya. Saya datang
kemari untuk menunaikan janji saya pada anak saya itu. Saya berjanji akan
membantunya menyunting gadis manapun yang ingin dinikahinya selama akhlak dan
agamanya bagus. Dan ketika hasan ingin menyunting Bu Zahrana, saya langsung
setuju. Sebab saya sudah tahu semua tentang ibu dari teman ibu yaitu Bu Lina.
Saya berharap dan sangat berharap Bu Zahrana tidak menolak pinagan ini. Ini
pinangan serius tetapi belum resmi. Jika Bu Zahrana serius nanti saya akan
meminang secara resmi dengan membawa Hasan dan ayahnya dan juga beberapa
anggota.” (Cinta Suci Zahrana halaman 265).
“Zahrana memegang erat tangan
suaminya (Hasan). Kini cinta suci itu benar-benar ia rasakan....”(Cinta Suci
Zahrana halaman 276).
g.
Pahlawan
palsu (fals hero)
Menurut saya dalam novel ini, yanng
menjadi pahlawan palsu adalah Pak Didi. Pak Didi selalu bersikap baik dengan
Zahrana, ternyata dibalik kebaikannya ada maksud tertentu terhadap Zahrana yang
membuat Zahrana gelisah. Hal itu dapat dillihat pada kutipan yang terdapat pada
halaman 224-225. Yaitu sebuah email yang dikirim Pak Didi untuk Zahrana.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Simpulan
dari analisis novel Cinta Suci Zahrana adalah bahwa satu karya sastra jika di
analisis dengan berbagai pendekatan akan menghasilkan opini yang berbeda pula.
Dalam novel
ini juga terdapat amanat bahwa kita harus menimba ilmu setinggi-tingginya
tetapi kita juga tidak boleh melupakan kewajiban kita sebagai seorang anak.
Yaitu patuh terhadap nasihat kedua orang tua yang bertujuan baik untuk diri
kita.
LAMPIRAN
Sinopsis
Cinta Suci Zahrana
Zahrana
adalah seorang gadis yanng selalu mengutamakan pendidikan di atas segalanya.
Sebagai anak semata wayangia tidak mau dimanja-manja. Ia bekerja keras dan
bekerja tiada henti siang dan malam demi mengangkat derajat kedu orang tuanya.
Tetapi
orang tua Zahrana seakan tidak mengerti dengan pengorbanan Zahrana. Hal ini
terlihat ketika Zahrana mengabarkan kepada kedua orang tuanya bahwa ia diundang
ke Beijing untuk menerima penghargaan atas karya-karyanya dibidang arsitektur
oleh School of Architecture, Tsinghua
University. Akan tetapi tanggapan kedua orang tuanya biasa-biasa saja,
terutama Pak Munajat ayahnya Zahrana. Ini dikarenakan kedua orang tuanya kecewa
dengan Zahrana yang tidak mau mendengar nasihat orang tuanya untuk menikah dulu
baru melanjutkan kuliah setinggi-tingginya.
Dulu,
ketika Zahrana lulus S1, Pak Munajat meminta Zahrana untuk menikah dulu, tepi
zahrana menolak dengan alasan ia ingin mengambil beasiswa untuk melanjut ke S2,
selain itu alasan lain adalah Zahrana mengaku kepada orang tuanya bahwa hanya
dia yang belum S2 di antara teman-teman dosennya, terutama di Universitas
Mangunkarsa Semarang, tempat ia mengajar sekarang.
Sebenarnya
sudah ada beberapa laki-laki yang datang melamarnya namun selalu ia tolak,
dengan berbagai alasan. Pernah juga Lina sahabat zahrana sejak SMP
mengenalkannya dengan Andi, dengan maksud menjodohkan Zahrana dengan Andi,
tetapi Zahrana menolak karena ia belum mantap untuk menikah. Dan pada akhirnya
justru Lina lah yang menikah dengan Andi. Zahrana senang melihat sahabatnya
senang dan berbahagia dengan suaminya.
Ketika
di Beijing Zahrana begitu mengagumi orang-orang yang ada di Beijing. Di sana
Zahrana mendapatkan perlakuan yang begitu baik dan istimewa. Setelah acara
penghargaan selesai Professor Jiang Daohan menawari Zahrana beasiswa doktor di universitasnya.
Zahrana tersenyum dan berterimakasih atas segalanya.
Akan
tetapi kebahagian Zahrana serasa tidak berarti ketika ia teringat kedua orang
tuanya yang melepas keberangkatannya ke Beijing dengan raut wajah yang dingin.
Ia selalu terbayang-bayang sikap orang tuanya. Sepulangnya ia dari Beijing ia
di sambut baik oleh beberapa mahasiswa dan teman dosennya di bandara Adi
Sumarmo, Solo. Di sana ada Nina, mahasiswa Zahrana dan Bu Merlin wakil Dekan
Fakultas Teknik, Universitas Mangunkarsa. Dari bandara Zahrana tidak langsung
pulang, ia disambut terlebih dulu di Universitas Mangunkarsa, di sana Pak
Sukarman, Dekan Fakultas Teknik di kampusnya telah siap menyambut keatangan
Zahrana. Dalam acara penyambutan kepulangan Zahrana, diadakan syukuran kecil-kecilan.
Saat itu Pak Karman memberikan pidato dan ucapan selamat kepada Zahrana, namun
Zahrana justru merasa tidak nyaman dengan logat bicara Pak Karman dan
tingkahnya. Seperti ada udang di balik
batu.
Seusai
mengikuti acara syukuran di kampusnya, Zahrana mohon izin untuk segera pulang.
Tetapi, di perjalanan ketika sampai di Tembalang Zahrana mampir dulu di rumah
sahabatnya yaitu Lina. Di sana ia berbincang-bincang dan berkeluh kesah dengan
Lina. Zahrana bertanya kepada Lina perihal sikap kedua orang tuanya ketika
Zahrana di Beijing. Setelah di ceritakan perihal yang terjadi, Zahrana
menyadari bahwa yang diinginkan kedua orang tuanya untuk saat ini adalah
menantu dan cucu, bukan jabatan ataupun yang lainnya. Setelah selesai dengan
keperluannya, Zahrana pamit pulang.
Sesampainya
di rumah, kedua orang tuanya menyambutnya biasa saja, seakan-akan tidak terjadi
apa-apa dan tidak ada yang membanggakan. Setiap harinya selalu demikian, selalu
ada perdebatan mengenai pernikahan. Setiap kali Pak Munajad meminta Zahrana untuk
menikah, Zahrana selalu bilang bila belum ada yang cocok untuknya. Semua itu
membuat Pak Munajad putus asa dan kecewa.
Suatu
hari, ketika di kampus Zahrana dipanggil Bu Merlin untuk menemuinya di kantin.
Bu Merlin bilang bahwa ada sesuatu yang
penting yang ingin disampaikan. Ketika keduanya saling bertemu, Bu Merlin tanpa
basa-basi langsung menyampaikan maksud dan tujuannya bertemu dengan Zahrana. Bu
Merlin mengatakan bahwa, maksud pertemuannya adalah bahwa ia mewakili Pak
Karman untuk melamar Zahrana. Zahrana terkejut dengan pesan itu. Zahrana hanya
menyampaikan bahwa ia akan menjawab setelah ia selesei seminar dari Surabaya.
Ketika
Zahrana seminar di Surabaya, ternyata Pak Karman yang licik meminta Bu Merlin
untuk datang ke rumah Zahrana untuk menyampaikan keinginannya meminang Zahrana.
Sementara itu Zahrana masih bingung dengan apa yang harus ia lakukan antara
menerima atau menolak. Zahrana tak bisa memutuskannya sendiri, ia ingin
bertukar pendapat dengan Lina, tetapi sayangnya Lina sedang di Jakarta.
Akhirnya Zahrana meminta pendapat Wati, sahabatnya yang lain, ternyata Wati
memberinya pendapat bahwa ia harus setuju dan menerima lamaran Pak Karman.
Tetapi Zahrana tidak puas dengan pendapat Wati. Sepulangnya Lina dari Jakarta,
Zahrana langsung menceritakan kejadian dan semua kebimbangannya kepada Lina.
Lain dengan Wati, justru Lina menyuruh Zahrana untuk menolak lamaran Pak
Karman, dengan beberapa alasan yang memantapkan hati zahrana.
Tepat
sehari setelah Zahrana pulang dari seminar, keluarga besar Pak Karman datang
untuk melamar Zahrana tanpa sepengetahuan Zahrana. Zahrana semakin bingung
dengan keputusannya. Jika ia menolak ia pasti menyakiti hati orang tuanya.
Sementara jika ia menerima ia tidak sanggup jika harus menikah dengan laki-laki
yang suka bermain-main dengan perempuan.
Zahranapun
memantapkan hatinya, ketika bertemu dengan keluarga besar Pak Karman, dengan
sopan Zahrana menyatakan bahwa ia tidak bisa memberikan jawaban pada hari itu.
Semua orang yang ada terkejut mendengar jawaban Zahrana, orang tuanya sangat
kecewa dengan keputusan putrinya. Beberapa hari kemudian Zahrana memberikan
jawaban kepada Pak Karman melalui surat dan meletakkan di meja kerja Pak
Karman. Pak Karman tak menduka, bahwa Zahrana berani menolak lamarannya. Pak
Karman sangat malu dan marah dengan keputusan Zahrana.
Selang
beberapa hari setelah lamaran, Zahrana meminta cuti untuk menenangkan diri.
Dalam masa cuti, Bu Merlin datang menemui Zahrana. Ia memberi nasihat dan
masukan kepada zahrana untuk mengundurkan diri dari kampus dengan alasan bahwa
ia mendengar bahwa Pak Karman akan memecat Zahrana dengan tidak hormat.
Mendengar berita yang demikian Zahrana sangat terkejut. Zahrana pun menyetujui
saran Bu Merlin, Zahrana pun berangkat ke kampus lengkap dengan surat-surat pengunduran
dirinya. Mengetahui bahwa Zahrana telah menundurkan diri sebelum di pecat Pak
Karman semakin marah dan dendam dengan zahrana.
Beberapa
minggu setelah itu Zahrana telah mendapat pekerjaan, yaitu sebagai guru di STM
Al-Fatah, Mranggen, Demak. Sebagian siswa-siswa di STM itu terdiri atas santri.
Setelah beberapa minggu Zahrana mengajar di STM tersebut, Pak Munajad
menasihati Zahrana untuk berkonsultasi dengan Pak Kyai perihal jodoh untuk
Zahrana. Kali ini Zahrana mendengarkan nasihat ayahnya. Zahrana kini sadar, di
usianya yang sudah berkepala 3 pastinya ia akan kesulitan mencari pasangan yang
ideal. Sebenarnya pasca ia mengundurkan diri dari Universitas Mangunkarsa, Pak
Didi salah satu teman dosennya telah melamarnya melalui email, tetapi zahrana
menolak karena ia akan dijadikan isteri kedua.
Zahranapun
berkonsultasi pada Pak Kyai kenalan Lina yang masih mempunyai hubungan keluarga
dengan Lina. Saat berkonsultasi, Pak Kyai menyebutkan nama Rahmad. Pak Kyai pun
mengatur pertemuan antara Zahrana dan Rahmad, kali ini Zahrana nurut, karena
tidak mungkin Pak Kyai akan menjerumuskannya. Ternyata keduanya saling setuju
untuk dijodohkan.
Pernikahan
antara Rahmad dan Zahrana pun telah ditentetukan. Zahrana sangat senang
akhirnya ia bisa membahagiakan kedua orang tuanya. Malam sebelum pernikahan
Rahmad dan Zahrana, Rahmad mendapat sms bahwa teman lamanya ingin bertemu.
Malam itu juga Zahrana mendapat kabar bahwa Rahmad telah meninggal dunia
tertabrak kereta api. Zahrana yang tak kuasa pingsan mendengar kabar itu, Zahrana
dilarikan ke rumah sakit. Sementara Pak Munajad meninggal dunia karena serangan
jantung. Paginya bukan acara pernikahan yang diadakan di rumah Zahrana tetapi
acara belasungkawa. Ketika itu Pak Karman datang untuk berbelasungkawa, tetapi
kedatangan Pak Karman justru membuat kepedihan dan kesedihan Zahrana semakin
menjadi, apalagi dengan ucapan Pak Karman yang mengatakan bahwa Zahrana akan
jadi perawan tua. Perkataan Pak Karman membuat Zahrana yakin bahwa yang
menerornya selama ini adalah Pak Karman, Zahrana juga berpikir kematian calon
suaminya pasti ada hubungannya dengan Pak Karman.
Bulan
ramadhan telah datang, kali ini Zahrana hanya berbuka puasa dan sahur dengan
ibunya, Zahrana kini hanya menyesal tidak dapat memenuhi permintaan ayahnya
sampai ayahnya kembali kepada sang pencipta. Suatu sore ketika pulang dari
warung Zahrana terkejut karena ada mobil mewah di depan rumahnya. Ternyata itu
mobil dokter Zulaikha yang tak lain ibunya Hasan, salah satu mahasiswa teladan
yang dulu minta bimbingan skripsi pada Zahrana.
Kedatangan
Bu Zul ternyata mengejutkan Zahrana, Bu Zul datang untuk melamar Zahrana untuk
Hasan. Zahrana masih tidak bisa percaya, ia dilamar oleh mahasiswanya sendiri.
Setelah perbincangan yang serius, Zahrana pun menerimanya dengan syarat akad
nikah dilaksanakan malam itu juga, di masjid dekat rumah Zahrana. Sebelum akad
nikah, tepatnya bakda magrib, hasan menelepon Zahrana, Zahrana hanya menangis
mendengar keseriusan Hasan. Bu Munajad yang melihat putrinya menagis
tersedu-sedu setelah menerima telepon bertanya apa yang terjadi kepada Zahrana,
Zahranapun menceritakan semuanya, Bu Munajad ikut menangis mendengar kabar
bahagia itu. Akad nikah dilaksanakan usai shalat isya, semua orang yang
menyaksikan acara yang sakral itu terharu dan menagis. Setelah akad selesei
Hasan membawa Zahrana bersamanya. Mereka benar-benar bahagia.
Dua
Minggu setelah Idul Fitri, Zahrana membuka file lamanya, ia teringat dengan
tawaran Professor Jiang Daohan. Setelah itu Zahrana menghubungi Professor Jiang
untuk menanyakan tawaran itu, ternyata tawaran itu masih berlaku. Zahrana dan
Hasan pun berangkat ke Beijing untuk melanjutkan kuliah masing-masing. Mereka
begitu bahagia terutama Zahrana. Ternyata kata-kata ayahnya benar. Zahrana
hanya bersyukur dan selalu mengagungkan nama Allah atas segala karunia yang
telah diberikan kepanya.
Komentar
Posting Komentar